Saturday, 5 September 2020

Edit Video Intro Profesional Harga Bersahabat

Edit Video Intro Profesional Harga Bersahabat

Edit Video Intro Profesional Harga Bersahabat


Saya menerima jasa editing video dengan durasi maksimal 20 menit, sesuai keinginan anda, bisa kita bicarakan ingin seperti apa video nya. Saya biasa menerima order untuk kategori video Vlogging, Gaming, Review, Challenge, SlideShow, Dokumentasi, Intro 2D.

Kami menyediakan jasa pembuatan intro video tersebut yang dapat digunakan sebagai opening video promosi, youtube, movie, dll. Pengerjaan kami sangat cepat, rata-rata kami dapat mengerjakan dalam satu hari tergantung model video yang diminta, harga murah mulai dari 50K - 200K


Fast Respon Whatsapp: +62816966502

Kunjungi Galeri Toko Kami :

- jasaintrovideo.com

- toko.javagrafis.com

INSTAGRAM: instagram.com/openingvideo



Wednesday, 2 September 2020

CREATIVE VIDEO EDITING

CREATIVE VIDEO EDITING

Do you have any footage? Do you dream of creating a video that will connect with your audience, but find yourself overhelmed trying to learn even basic software?


if this sounds like you : I'm here to help.


I have worked on:


Product videos

:: Explainers or How-to videos

:: Company culture

:: Promotions, deals, giveaways

:: Holiday videos

:: Big announcements

:: Customer reviews

:: Evergreen videos


My service includes:

:: Special transitions

:: Animated lower thirds

:: Cinematic movie/music looks

:: Titles

:: Royalty free non-copyrighted music

:: Footage stabilization

:: After effects compositing

:: Background noise removal/reduction

:: Green screen editing

:: Color Correction/Grading

:: 2D/3D Intro/Outro

:: Social media ads, Facebook/Instagram/Twitter

:: Motion graphics/animations

:: Subtitles


Untuk video durasi panjang atau ada permintaan kusus diluar paket yang ditawarkan, bisa kita diskusikan lewat chat. Jadi CHAT SAYA SEGERA!

Kami menyediakan jasa pembuatan intro video tersebut yang dapat digunakan sebagai opening video promosi, youtube, movie, dll. Pengerjaan kami sangat cepat, rata-rata kami dapat mengerjakan dalam satu hari tergantung model video yang diminta, harga murah mulai dari 50K - 200K

Fast Respon Whatsapp: 085669774442
Kunjungi Galeri Toko Kami :
jasaintrovideo.com
toko.javagrafis.com

INSTAGRAM: instagram.com/openingvideo 

Friday, 16 September 2016

Kematangan Sensoris Bisa Turut Tingkatkan Rasa Percaya Diri Anak

Kematangan Sensoris Bisa Turut Tingkatkan Rasa Percaya Diri Anak

 Melakukan aneka hal dengan baik bisa mendongkrak rasa percaya diri anak. Nah, kematangan sensoris bisa membantu tingkatkan rasa percaya diri anak lho. Sebab kematangan sensoris bisa mendukung proses belajar yang lebih baik.

Dengan proses belajar yang baik, maka kemampuan anak semakin berkembang. Akhirnya anak tidak takut mencoba hal-hal baru. Dengan menjajal hal-hal baru, pengalaman anak akan bertambah dan ini bisa membuatnya lebih percaya diri.

Sebaliknya jika anak tidak matang secara sensoris, biasanya takut mencoba hal-hal baru. Anak menjadi tidak percaya diri karena sebelum mencoba selalu merasa dirinya tidak bisa.

"Anak jadi nggak percaya diri karena berpikir 'ah, nanti aku nggak bisa' atau 'aku bodoh'. Karena itu memang ada harus ada kematangan sensoris yang harus dia dapatin, sebelum dia akhirnya bisa," tutur psikolog anak, Najeela Shihab, dalam perbincangan dengan detikHealth. 

Nah, pada anak yang memiliki masalah sensoris, biasanya perkembangan motorik juga terhambat. Anak pun kerap menemui masalah dalam sosialisasi dan emosi. Bahkan anak bisa frustasi atas sesuatu yang dirasakan kebanyakan orang dianggap biasa.

"Misalnya ketika ada sedikit suara, anak langsung bilang 'aduh ini kok berisik banget' padahal buat orang lain itu suaranya biasa saja. Lalu jadi merasa 'kok semuanya bisa tapi aku nggak bisa ngerjain tugasnya'. Itu karena nggak bisa konsentrasi," papar Najeela.
Kalori Tak Terbakar Saat Tidur Diduga Picu Peningkatan Obesitas pada Remaja

Kalori Tak Terbakar Saat Tidur Diduga Picu Peningkatan Obesitas pada Remaja

Pada dasarnya, tak perlu berolahraga sekalipun, energi yang dimiliki tubuh akan habis karena digunakan sebagai 'bahan bakar' untuk organ penting seperti otak, jantung, hati dan ginjal.

Normalnya, proses pembakaran energi dari kalori dalam tubuh manusia ini terjadi saat beristirahat atau tidur. Akan tetapi pada remaja, hal ini rupanya tidak terjadi. Itulah sebabnya banyak remaja yang rentan mengalami obesitas.

Tim peneliti dari University of Exeter Medical School, Inggris menemukan fakta ini setelah melakukan pengamatan terhadap 279 anak di Inggris selama 10 tahun.

Ternyata dalam kurun waktu tersebut, energi yang dihabiskan responden saat beristirahat di usia 15 tahun 25 persen lebih rendah ketimbang ketika usia mereka 10 tahun. Ini setara dengan mengurangi kalori yang bisa terbakar karena berolahraga selama satu jam setiap harinya, yaitu berkisar 500 kalori perhari.

Artinya, ketika remaja proses pembakaran kalori ini mungkin menurun atau bahkan berhenti sama sekali. Menurut peneliti, jawabannya ada pada pubertas remaja. Meski masa puber dianggap sebagai periode pertumbuhan dan seharusnya di masa itu menghabiskan banyak kalori, tetapi nyatanya hal ini tidak terjadi.

Di saat yang bersamaan, terjadi penurunan jumlah aktivitas fisik ketika seorang remaja memasuki masa krusial ini, terutama pada remaja perempuan. Wajar bila kemudian semakin memperburuk kondisi mereka dan menambah berat badan.

Namun peneliti memastikan, ini hanya akan terjadi di usia remaja. Setelahnya, yaitu di usia 16 tahun, proses pembakaran kalori saat istirahat ini akan berlangsung kembali.

"Obesitas pada anak dan kondisi yang menyertainya seperti diabetes adalah tantangan terbesar yang kita hadapi dewasa ini. Harapannya, dengan temuan ini kita bisa menentukan strategi yang tepat untuk mengatasinya," kata Prof Terry Wilkin seperti dilaporkan BBC.

Semisal memperbaiki pola makan anak dan melindungi mereka dari paparan iklan makanan cepat saji dan minuman berpemanis buatan yang masif.
Agar Anak Tak Takut Diajak ke Dokter Gigi, Coba Lakukan Cara Ini

Agar Anak Tak Takut Diajak ke Dokter Gigi, Coba Lakukan Cara Ini

Pergi ke dokter gigi sekadar cek kondisi gigi atau mengobati gigi yang sakit bisa jadi momok bagi anak-anak. Nah, agar ketakutan tak dirasakan si kecil ketika pergi ke dokter gigi, ada beberapa hal yang bisa dilakukan orang tua maupun sang dokter.

Diungkapkan drg Roseita Dewi dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia (FKG UI), banyak faktor yang membuat anak takut ke dokter gigi. Sebut saja pengalaman anak yang buruk mengenai dokter atau adanya masalah gigi yang buruk dan membuat gigi anak terasa amat sakit.

"Kalau menurut pengalaman saya, biasanya anak takut karena merasa asing dengan dokter gigi. Anak juga tidak tahu bagaimana perawatan dan alat-alat yang digunakan oleh dokter gigi," kata drg Ita, begitu ia akrab disapa.

1. Kenalkan anak pada profesi dokter gigi

drg Ita mengatakan, terkadang anak takut ke dokter gigi karena mendengar bunyi alat-alat di dokter gigi yang terkesan menyeramkan, Bahkan, anak bisa takut pada alat-alat dokter gigi yang tajam. Nah, agar anak lebih mengenal profesi dokter gigi, orang tua bisa membacakan cerita, menonton film tentang kunjungan ke dokter gigi, dan melakukan kunjungan ke dokter gigi sedari dini.

Menurut drg Ita, lakukan hal itu dengan pendampingan orang tua agar anak juga bisa mendapat penjelasan tentang profesi dokter gigi. Kemudian, cek kesahatan gigi anak bisa dimulai saat ia berumur satu tahun. Selain kenal dengan profesi dokter gigi, cek gigi rutin pastinya bisa mencegah terjadinya penyakit gigi pada anak sehingga tidak menjadi pengalaman yang buruk bagi mereka.

2. Ajari cara menjaga kesehatan gigi dan mulut sejak dini

"Orang tua bisa jadi contoh bagi anak bahwa penting menyikat gigi di malam hari sebelum tidur. Kemudian, tunjukkan bagaimana cara menyikat gigi yang baik dan benar. Lakukan hal ini secara teratur sehingga anak terbiasa untuk menyikat gigi," kata drg Ita.

3. Pahami apa yang jadi sumber ketakutan anak

Ketika anak menceritakan apa yang membuatnya takut ke dokter gigi, itu bisa jadi info bagi si dokter. Misalnya, anak takut melihat jas dokter yang berwarna putih karena dulu ia pernah dirawat inap. Jika begitu, ketika memeriksa maka dokter gigi tak akan memakai jasnya.

"Jika anak takut pada perawatan tertentu, dokter gigi bisa mencari alternatif atau melakukan perawatan dengan lembut dan hati-hati. Dengan begitu, anak tidak akan takut dan kepercayaan dirinya pun muncul," jelas drg Ita.

4. Pilih kata-kata yang tepat

Menggunakan kata-kata yang tepat saat merawat gigi anak menjadi hal yang penting. Sebab, menurut drg Ita kata-kata yang digunakan bisa memberi gambaran pada anak mengenai perawatan gigi. drg Ita mencontohkan hindari penggunaan kata-kata yang bersifat negatif sepeti 'suntik', 'sakit', atau 'nyeri' pada anak.

Saat memeriksa gigi anak, dokter bisa menggunakan kalimat seperti 'Dokter sedang mencari kuman, sehingga kamu harus membuka mulut agar bisa dibersihkan'.